Tampaknya pemerintah kabupaten Ponorogo sangat tanggap akan potensi reog ini sehingga setiap tahun tepatnya pada peringatan HUT kabupaten ponorogo bertepatan dengan Grebeg Suro selalu diadakan Festival Reog Nasional, yang pesertanya tidak hanya padepokan-padepokan reog di ponorogo tetapi juga dari daerah lain di Indonesia. Hal ini membuktkikan bahwa reyog telah menjadi budaya nasional yang patut dilestarikan. Selain itu dalam Grebeg Suro tersebut juga diadakan iring-iringan kirab pusaka dari kota lama (makam Bathoro Katong) ke pendhopo kabupaten, yang dalam pelaksanaannya selalu dibanjiri oleh ratusan ribu warga yang sangat antusias menyaksikannya. Sehingga jalan-jalan kota di Ponorogo macet total, tetapi hal ini nampaknya malah sangat dinikmati oleh warga ponorogo, sehingga apabila melewatkannya akan timbul kesan tidak puas pada diri masing-masing.
Dalam bidang kuliner ponorogo sudah masyhur akan kelezatan sate dan pecelnya, maupun segarnya dawet jabung. Selain itu perlu diketahui bahwa masyarakat ponorogo sangat doyan ngopi sambil ngankring/ lesehan di warung-warung sehingga Ponorogo mendapat julukan sebagai kota ngopi. Tidak peduli tua atau muda, laki atau perempuan, kaya atau miskin, semua sangat menikmati aktifitas ini. Sontak pinggir-pinggir jalan dipenuhi dengan warung-warung kopi baik angkringan maupun lesehan. “Sebenarnya yang dicari dengan ngopi di warung itu bukan kopinya tetapi obrolannya dengan teman-teman” begitu penuturan salah satu teman saya. Menurut teman saya yang lain bahwa ngopi itu hanya untuk menghabiskan waktu luang daripada jenuh di rumah mending ngopi di angkringan. Teman saya yang kuliah di malang pun menuturkan bahwa warung-warung kopi di sana selalu penuh dengan orang-orang ponorogo yang kuliah ataupun kerja disana. Tampaknya budaya ngopi di warung ini telah menjadi ciri tersendiri bagi warga ponorogo.
Meskipun Ponorogo telah berumur 512 tahun namun kota ini tidak mengalami perubahan pembangunan yang cukup berarti. Tengok saja tetangga kita kota Madiun yang masih seumuran tetapi sudah menjadi kota metropolitan. Tentu saja hal ini patut disayangkan namun juga dapat dijadikan potensi yang cukup menggiurkan bagi para investor mengingat daya beli masyarakat ponorogo lumayan tinggi, lihat saja pasar-pasar ataupun swalayan yang selalu penuh pembeli. Selain itu masih banyak objek wisata di ponorogo yang memiliki potensi besar namun belum begitu dimanfaatkan. Contohnya adalah Telaga Ngebel dan air terjun Pletuk, kedua objek wisata yang berada di bagian timur ponorogo ini mempunyai panoramayangmenarik dan hawa pegunungan yang sejuk sehingga cocok untuk liburan.
WEDANG BANDREK hadir di kota PONOROGO tepatnya di desa coper jetis ponorogo, bila anda dari arahponorogo perempatan jeruksing ke selatan,arah jabung , ,perempatan jabung belok kiri /ke timurjurusansambit tentunya anda melewati persawahan desa coper......sampailah andake desa coper..bandrekmenunggu ...anda.?,,,,,Tepatnya warung bandrek sebelah barat pertigaan desa Basalan..,emperantokobesi..ha..ha ha,,nikmati kehangatan WEDANG BANDREK bersama keluargadanteman"anda................................sugeng rawuh,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,